NIM : 16/398840/PN/14811
LIPI telah memunculkan suatu sistem pertanian terintegrasi atau terpadu berbasis biogas. Sistem Pertanian Terpadu ini berangkat dari pengembangan peternakan sapi yang menghasilkan kotoran melimpah, diolah dengan alat biogas untuk menopang kebutuhan pertanian. Artinya, alat biogas mampu menghasilkan energi bagi kebutuhan rumah tangga petani dan olahannya. Selain itu, efluen (sampah) biogas bisa digunakan sebagai sumber pupuk organik yang dipakai untuk bercocok tanam maupun tambahan hijauan pakan ternak.
Penerapan sistem pertanian terpadu berbasis alat biogas tersebut, salah satunya diujicobakan dalam penelitian di daerah Kapitan Meo, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Penelitian dilakukan dengan membuat unit biogas dengan kapasitas 27.000 liter.
Alat biogas itu dibuat dengan menggunakan ukuran nominal penampungan gas diameter 3 m dan tinggi 2,4 m. Volume tersebut diasumsikan untuk menampung kotoran sapi sebanyak 9 ekor. Bahan pembuatan digester menggunakan beton bertulang, saluran pengumpan dan efluen-nya (saluran sampah) dari pipa PVC diameter 4 inchi. Bak pengumpan dan efluen berasal dari pasangan bata/batako dengan diameter 300 cm, tinggi 240 cm dan kapasitas tampungnya 15.000 liter.
Nama: Bagus Kresna Udayana Dharma Kusuma
BalasHapusNIM : 16/398842/PN/14813
Kel./Gol.: 6/A4
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menanggapi artikel dari Saudari Arina. Saya akan mencoba untuk menganalisis artikel yang dipublikasikan ulang oleh Saudari Arina ini.
Dalam artikel berjudul "Sistem Pertanian Terpadu Berbasis Biogas" yang didapatkan dari situs web LIPI, dapat diketahui beberapa nilai penyuluhan didalamnya, yakni:
1. Adanya sumber ide atau teknologi yang diangkat dalam artikel tersebut, yakni LIPI sebagai penggagas system pertanian terpadu berbasis biogas tersebut. Sistem pertanian terpadu berbasis biogas tersebut masih dalam tahap penerapan pada kegiatan penelitian di daerah Kapitan Meo, Kabupaten Belu, NTT.
2. Adanya sasaran dari artikel tersebut, yakni sasaran langsungnya adalah bagi warganet yang tertarik terhadap bidang pertanian, terutama inovasi di bidang pertanian. Selain itu, artikel ini juga ditujukan bagi pada petani yang daerahnya berpotensi untuk dilakukannya penerapan sistem pertanian terpadu berbasis biogas ini.
3. Adanya manfaat, yakni berupa informasi terkait adanya inovasi baru dalam sistem pertanian terpadu, yakni dibasiskan kepada sistem biogas, yang mana informasi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang tertarik di bidang penelitian sistem pertanian terpadu, ataupun pihak-pihak yang tertarik dengan materi terkait pertanian. Penerima manfaat secara langsung saat ini sudah pasti adalah orang-orang di daerah Kapitan Meo tersebut.
4. Adanya nilai pendidikan, yakni berupa sistem pertanian terpadu berbasis biogas ini yang patut dipelajari dan diteliti lebih lanjut, dan berpotensi untuk dikembangkan lebih jauh.
Selain nilai penyuluhan, ada juga nilai berita yang terkandung dalam artikel tersebut, yakni:
a. Proximity: artikel tersebut bersifat dekat dengan petani, khususnya petani di daerah Kapitan Meo, Kabupaten Belu,, NTT. Saat ini, sudah bermunculan sistem pertanian tipe ini di daerah-daerah lainnya.
b. Importance: artikel ini mengandung informasi penting bagi pihak-pihak dalam bidang pertanian, seperti petani, peneliti di bidang pertanian, dsb. Adapun informasi penting dalam artikel ini adalah inovasi pertanian yakni sistem pertanian terpadu berbasiis biogas yang dapat diterapkan di wilayah yang berminat dan berpotensi untuk diterapkannya sistem pertanian tersebut.
c. Consequences: Dari artikel ini diketahui bahwa dari adanya ide/teknologi berupa sistem pertanian terpadu berbasis biogas yang diterapkan LIPI di wilayah Kapitan Meo, didapatkan berbagai manfaat yang menguntungkan yakni seperti dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan di desa tersebut, dan dapat digunakan utnuk meproduksi pupuk organik, dan berbagai manfaat menguntungkan lainnya. Dalam artikel ini tidak disebutkan konsekuensi negatif dari adannya sistem pertanian terpadu berbasis biogas tersebut.
d. Timelines: Adapun ide/teknologi yakni berupa sistem pertanian terpadu berbasis biogas memang bukan merupakan informasi yang tergolong informasi sangat baru, hanya saja informasi tersebut masih dapat dikategorikan sebagai informasi yang masih hangat untuk dibahas dan diteliti lebih lanjut. Informasi ini juga tergolong belum basi karena masih belum diterapkan secara merata di daerah di Indonesia.
f. Development: adapun informasi dalam artikel tersebut berhubungan dengan suatu aktivitas mempercepat pengembangan pertanian, yakni sistem pertanian terpadu berbasis biogas yang memiliki banyak manfaat.
Sekian tanggapan dari saya, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam bentuk apapun dalam menyampaikan pendapat ini,. Terima kasih.